Kopi...
Hitam.Pekat.Kelam...( Harum )
Satu gelas tak pernah cukup. Seduh dan seduh
lagi. Minum dan minum lagi. Begitu nikmat. Membuat ketagihan setiap orang yang
menghirup aromanya hingga tergoda untuk terus meminumnya. Menghilangkan penat.
Membuat pikiran tenang, lalu apalagi?
Ada saatnya nanti,
ketika gelas yang begitu kau nikmati itu membuatmu merasakan sakit karna perlahan
lapisan organ pencernaan lambat laun
terkikis, berdarah, perih...Lalu, kau akan berbuat apa? Berhenti? Sampai kapan? Sampai saat nya kau temukan
saat untuk menikmatinya kembali?
Susu...
Putih.Sehat.Bersih...( Amis )
Satu gelas saat kau
akan beranjak pergi di pagi hari. Satu gelas saat kau bergegas tidur melepas lelah. Meminumnya membuat kau akan terasa hangat.
Apalagi jika kau tambahkan madu saat
menyeduhnya. Susu, melengkapi empat
sehatmu menjadi sempurna. Kau takkan pernah menderita jika meminumnya. Susu
terlalu baik untuk tubuhmu. Tapi ketika seseorang sedang gundah dan tak dapat
berfikir jernih, ia takkan pernah mencari susu. Ya, tak akan....
* * *
Itu aku. Laki-laki
yang kata orang tidak punya masa depan. Tidak ada harapan. Siapa yang mau
berteman denganku. Mendekatiku saja enggan. Orang hanya akan datang padaku saat
ia merasa bosan, merasa jengah dengan hidupnya. Lalu mengajakku menikmati
beberapa gelas kopi , kemudian pergi. Aku, mungkin kegagalan hidup yang pernah
lahir ke dunia.
Itu kamu. Perempuan
dengan paras cantik, berhati mulia, berotak cerdas. Kata orang kau sempurna.
Semua orang suka dengan keberadaamu. Tak kecuali aku. Tapi kau pendiam, itu
yang ku tahu dari mereka. Kau selalu sibuk dengan buku-buku itu. Seperti
(selalu) menghindar dari keramaian. Seperti entah apa, kusebut saja, duniamu. Ingatkah
saat kau membantu membersihkan luka di tanganku? Itu entah kesekian kali nya mungkin kita
bertemu, tapi, itu menjadi pertama kalinya kita saling menatap mata dan bicara.
* * *
Senja di tempat itu.
Tak pernah berubah meski sudah bertahun-tahun terlewati. Sama seperti perasaan
ku, yang tak pernah berubah untukmu. Aku yakin kau pun begitu. Kau, sudah pasti
tau dimana kita selalu menikmati indahnya senja ini. Tempat dimana kita pernah
menghabiskan waktu bersama. Yakinlah
sayang, akan ada saatnya nanti, kita pasti kembali bersama. Di suatu tempat yang lebih bahagia. Selama waktu itu
belum tiba, aku akan tetap menunggu mu disini.
Aku baik-baik saja
dan akan terus begitu. Kau mengetahui
itu lebih dari siapa pun. Kau memang tak di sisiku, tak menemaniku. Tapi kau
meninggalkan cangkir berisi kopi susu sebagai penggantinya. Seperti katamu,
kita memang tak pernah sama, tapi karena kita berbeda, perasaan ini menjadi
luar biasa.
( Tuhan, aku sangat mencintainya. Aku berharap dunia ku tak (pernah) terpisah lagi dengannya. )
nice posting sista
BalasHapus